A. ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT
Zone
of proximal development (ZPD) adalah istilah
Vygotsky untuk serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara
sendirian tetapi dapat dipelajari dengan bantuan dari orang dewasa atau anak
yang lebih mampu. Jadi, batas bawah dari ZPD adalah tingkat problem yang dapat
dipecahkan oleh anak seorang diri.batas atasnya adalah tingkat tanggung jawab
atau tugas tambahan yang dapat diterima anak dengan bantuan dari instruktur
yang mampu. Penekanan Vygotsky pada ZPD menegaskan keyakinannya akan arti
penting pengaruh sosial, terutama pengaruh instruksi atau pengajaran, terhadap
perkembangan kognitif anak.[1]
Vygotsky
memberi contoh menilai ZPD anak. Misalkan, berdasarkan tes kecerdasan, usia
mental dari dua orang anak adalah 8 tahun. Menurut Vygotsky, kita tidak bisa
berhenti sampai disini saja. Kita harus menentukan bagaimana masing-masing akan
berusaha menyelesaikan problem yang dimaksudkan untuk anak yang lebih tua. Kita
membantu masing-masing anak dengan menunjukkan, mengajukan pertanyaan, dan
memperkenalkan elemen awal dari solusi. Dengan bantuan atau kerja sama dengan
orang dewasa ini, salah satu anak berhasil memecahkan persoalan yang
sesungguhnya untuk level anak usia 12 tahun, sedangkan anak yang satunya
memecahkan problem untuk level anak 9 tahun.
Perbedaan
antara usia mental dan tingkat kinerja yang mereka capai dengan bekerja sama
dengan orang dewasa akan mendefinisikan ZPD. Jadi, ZPD melibatkan kemampuan
kognitif anak yang berada dalam proses pendewasaan dan tingkat kinerja mereka
dengan bantuan orang yang lebih ahli. Vygotsky menyebut ini sebagai “kembang”
perkembangan, untuk membedakannya istilah “buah” perkembangan, yang sudah
dicapai anak secara independen. Salah satu aplikasi konsep zone of proximal
development Vygotsky adalah tutoring
tatap muka yang diberikan guru di
Selandia Baru dalam program Reading Recovery. Tutoring ini dimulai dengan tugas membaca yang sudah
dikenal baik, kemudian pelan-pelan memperkenalkan strategi membaca yang belum
dikenal dan kemudian menyerahkan kontrol aktivitas kepada si anak sendiri.[2]
B. KONSEP SCAFFOLDING
Scaffolding merupakan suatu istilah yang ditemukan oleh seorang ahli
psikologi perkembangan-kognitif masa kini, Jerome Bruner, yakni suatu proses
yang digunakan orang dewasa untuk menuntun anak-anak melalui zona perkembangan
proksimalnya.
Pengaruh karya Vygotsky dan Bruner terhadap dunia pengajaran dijabarkan
oleh Smith et al. (1998).
1.
Walaupun Vygotsky dan Bruner telah mengusulkan peranan yang lebih penting
bagi orang dewasa dalam pembelajaran anak-anak daripad peran yang diusulkan
Piaget, keduanya tidak mendukung pengajaran didaktis diganti sepenuhnya.
Sebaliknya mereka malah menyatakan, walaupun anak tetap dilibatkan dalam
pembelajaran aktif, guru harus secara aktif mendampingi setiap kegiatan
anak-anak. Dalam istilah teoritis, ini berarti anak-anak bekerja dalam zona
perkembangan proksimal dan guru menyediakan scaffolding bagi anak selama
melalui ZPD.
2.
Secara khusus Vygotsky mengemukakan bahwa disamping guru, teman sebaya juga
berpengaruh penting pada perkembangan kognitif anak.berlawanan dengan pembelajaran
lewat penemuan individu (individual discovery learning), kerja kelompok secara
kooperatif ( cooperative groupwork) tampaknya mempercepat perkembangan anak.
3.
Gagasan tentang kelompok kerja kreatif ini diperluasa menjadi pengajaran
pribadi oleh teman sebaya ( peer tutoring), yaitu seorang anak mengajari anak
lainnya yang agak tertinggal dalam pelajaran. Foot et al. (1990) menjelaskan
keberhasilan pengajaran oleh teman sebaya ini dengan menggunakan teori
Vygotsky. Satu anak bisa lebih efektif membimbing anak lainnya melewati ZPD
karena mereka sendiri baru saja melewati tahap itu sehingga bis adengan mudah
melihat kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak lain dan menyediakan scaffolding
yang sesuai.[3]
Komputer juga dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dalam
berbagai cara. Dari perspektif pengikut Vygotsky-Bruner, perintah-perintah di
layar komputer merupakan scaffolding ( Crook, 1994). Ketika anak menggunakan
perangkat lunak (software) pendidikan, komputer memberikan bantuan atau
petunjuk secara detail seperti yang diisyaratkan sesuai dengan kedudukan anak
yang sedang dalam ZPD. Tak pelak lagi, beberapa anak di kelas lebih terampil
dalam menggunakan komputer sehingga bisa berperan sebagai tutor bagi teman
sebayanya. Dengan murid-murid yang bekerja dengan komputer, guru bisa dengan
bebas mencurahkan perhatinnya kepada individu-individu yang memerlukan bantuan
dan menyiapkan scaffolding yang sesuai bagi masing-masing anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar